Kebetulan sore itu hujan datang, meramaikan jalan, menutupi warna sang langit petang. Aku berdiri, bersiap untuk pulang Kau ingat kapan…
Kita Seolah Tersekat
Aku duduk di atas lantai berdebu. Atap rumah berwarna cokelat yang bocor dan rapuh mengizinkan tatapku mengintip ke langit abu-abu.…
Pulang ke Cara Masing-Masing
Malam semakin pekat, sementara hati masih merawat penat. Hari terlalu berat, hingga melupakan jadi kesepakatan: aku yang lupa cara melupakanmu,…
Cintai Ia Lagi
Beranjak dewasa, kau menyaksikan sendiri waktu memakan semua kenangan manis. Matamu memang tidak menangis, namun hatimu terus meringis, seolah sebilah…
Aku Mencintaimu, itu Masalahnya
Aku tidak terbiasa bersajak di bawah terik matahari. Aku terlalu dekat dengan hujan, senja, dan dinginnya malam hari. Tapi kali…
Tentang Empat Ruang Jantung
Saat keempat ruang jantung melakukan tugas sesuai porsinya, kedatangan malam tidak membuat detakannya hilang. Saat keempatnya bertemu detakan lain dari luar,…
Apa Urusanmu dengan Hujan?
Tarian waktu terlalu cepat membawaku ke saat-saat di mana matahari pamit pergi. Bangku kayu di depan rumah memohon ‘tuk ditemani.…
Surat untuk Putriku di Masa Depan: Usia 20-an
Putriku di masa depan yang tersayang, Angan Ibu mungkin terlalu panjang, ke udara ia jauh melayang, tidak mampu Ibu membedakan kenyataan dan…
TUHAN?
Bertahun-tahun lalu saat pulang sekolah, kau jatuh ke tanah. Lututmu tergores dan berdarah. Tangismu kau limpah bersama amarah—marah pada ibumu…
Siklus: Rasanya Menjadi Hampa
Ada banyak hal yang ingin kau ungkapkan, tapi mulutmu terus membungkam. Pikiranmu melayang ke lautan dalam, sementara suara hatimu berusaha…